Kamis, 22 Desember 2011

[Hari Ibu] Tangan yang Penuh Kehidupan

     Ada begitu banyak tangan yang memegangku dari pertama aku muncul di bumi ini. Tangan dokter, tangan perawat dan tangan suster. Namun ada satu tangan yang memegangku dengan penuh cinta, tangan yang mendekapku dengan penuh cinta, tangan itu adalah ibuku.
    Waktu aku kecil dan tak berdaya, tangannya memberikan kehangatan ketika aku kedinginan. Tangannya mendekatkan aku dengan air susunya. Tangannya yang lembut itu juga menggendongku ketika aku membutuhkan perhatiannya. Tangan itu pula yang selalu mengganti popok dan melatih aku berjalan. Tangannya tidak pernah terlambat memberikan makanan dan minuman bagi perkembanganku. Tangan cekatan itu selalu siap menenangkanku ketika aku menangis karena mimpi buruk. Tangannya selalu terulur bagiku. Tangan itulah yang mengajariku berdoa.


    Beranjak masuk sekolah, tangan yang sama mulai bekerja dari pagi sampai malam. Tangan nan lembut itu mulai menjadi kasar karena pekerjaan rumah tangga. Tangan itu tidak pernah berhenti bergerak, selalu ada yang dikerjakannya. Tangan itu mengelus kepalaku ketika aku pergi dan pulang sekolah. Tangan itu mengajariku untuk menulis. hanya sekali tangan itu menjewer telingaku karena aku nakal. Tapi tetap saja tangan itu menerima diriku apa adanya. Tangan perkasanya menjadi andalan keluarga.
    Ketika remaja tangan itu masih memperhatikanku. Tangannya semakin cekatan menyediakan kebutuhan keluarga di pagi hari. Tangan yang penuh kasih itu juga menepuk bahuku ketika aku merasa lemah. Tangannya siap menekan nomor telepon handphoneku bila aku belum pulang ke rumah. Tangan yang hebat itu terampil dalam bekerja dan merawat aku.
   Di hari wisudaku, tangan itu menuntun aku menuju altar podium. Tangan itu yang membuatku berada diatas podium itu dan mengantarku menuju kehidupan yang lebih baik. Terlihat tangan itu tampak mulai mengkerut. Tangan yang menjadi kebanggaanku mulai tak berdaya termakan usia. Tapi tangan itu masih kuat untuk menemanii dan menemaniiku diatas podium. Tangan yang dulu ku rasakan tiada beda sama tangan yang sekarang.
    Tangan itu akan terbenam bersama dengan tubuh ringkihnya. Sebelum itu terjadi, aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu ibu. Tanganmu yang ajaib itu tidak akan pernah aku lupakan

Selasa, 13 Desember 2011

Kepedihan :(

kepedihan yang selalu menyelimutiku ,seolah* semuanya takkan pernah berlalu. apa yang kurasakan ,yang ku alami ini ternyata hanya mimpi. mimpi yang seakan* berjalan diatas awan kelam yang penuh dengan kehampaan.
kepahitan yang kurasakan perlahan ku telan. kedustaan yang aku terima begitu sakit menikam hati. tak seorangpun yang pernah peduli, aku bingung, aku tak tau kemana aku harus mengadu.aku bosan, aku lelah dengan semua ini !! mungkin semua ini hadir tiada arti.

    sampai kapankah aku terus bertahan dengan semua permainan ini ? sanggupkah aku ??

semuanya berjalan tak pernah seiring. seakan slalu bertentangan dengan segala yang terjadi, terjalin antara ada dan tiada.
haruskah kita merasakan senang diatas penderitaan orang lain ? ataukan ini suatu karma yang harus ku terima ?
    sampai kapan ??

Cintaku Pada Sang Playboy

Cinta bagiku adalah sesuatu yang agung. Sekalipun aku telah banyak mengenal bermacam karakter laki-laki, tapi buatku belum cukup untuk memahami arti cinta yang sesungguhnya. Namaku Chona Marheta. Umurku 17 tahun. Sebenarnya belum saatnya di usiaku ini untuk berpetualang dari cinta yang satu ke cinta yang lain. Sekalipun telah lebih dari selusin laki-laki hadir dalam hidupku, tapi itu belum cukup membuatku mengerti apa yang dicari laki-laki dari cinta seorang perempuan. Cinta, kekayaan, kecantikan atau hanya kemolekan tubuh perempuan?
Entah mengapa Tuhan selalu saja mempertemukanku dengan laki-laki yang tak bisa setia pada satu cinta. Prinsipku, sekalipun aku sering berganti pacar, namun setiap kali menjalin hubungan aku selalu memegang komitmen, berusaha setia dan tak berniat mendua. Namun ternyata justru itu ujian bagiku. Kekecewaan demi kekecewaan menghampiri hidupku. 6 dari selusin laki-laki yang pernah menjadi pacarku adalah laki-laki yang smart, cool and calm. Mereka memiliki “sesuatu” yang diincar oleh sebagian besar perempuan. Mungkin karena mereka memiliki daya tarik “playboy” luar biasa.
Pengalaman demi pengalaman memiliki pacar yang gemar tebar pesona, mata jelalatan, otak ngeres dan gombal everyday membuatku kebal terhadap rayuan sedahsyat apapun. Laki-laki seperti ini memang paling oke dijadikan pacar, keren, gak malu-maluin, modis, gaya, gaul, selera dan imajinasi mereka tinggi sekali terhadap sosok perempuan! Tapi aku yakin, suatu saat akan kutaklukan laki-laki playboy yang kelak akan bertekuk lutut memohon cinta kepadaku. Ya, suatu saat!
Hubunganku dengan Ary, Eja, Firdis, Andi dan Herdi, dan sejumlah laki-laki lain semua berakhir dengan kata putus. Padahal sejak awal aku tahu sifat mereka yang senang merayu perempuan. Seharusnya aku sadar bahwa aku akan kecewa memiliki pacar seperti mereka. Tekadku mencari sosok playboy yang kuharapkan bisa mengejar cintaku sedemikian rupa ternyata tak pernah terwujud. Misiku belum tercapai. Aku lelah dengan semua ini. Petualangan dan misi gilaku ini harus diakhiri. Cukup sudah hampir selusin pria silih berganti mengisi hari-hariku. Saatnya pencarian playboy dengan cinta sejati kuhentikan.
Ternyata niatku untuk berhenti tak semudah membalikkan telapak tangan. Setahun terakhir ini aku mengenal sosok Rafhi. Kesan pertamaku terhadapnya, Rafhi adalah dia laki-laki baik, penyabar dan penuh kharisma. Rafhi berbeda dengan mereka yang pernah mengisi hatiku meski tanpa cinta yang utuh. Kekagumanku terhadap Rafhi memupus niatku untuk tak lagi jatuh cinta. Bila Rafhi jatuh cinta kepadaku, maka pilihanku akan jatuh pula kepadanya.
Kedekatanku dengan Rafhi tak terelakan lagi. Aku merasa nyaman bersamanya. Ia sungguh pandai memperlakukan perempuan dengan istimewa. Namun satu hal yang mengganjal hatiku, Rafhi adalah pacar orang! Ia adalah pacar dari perempuan yang memang saya tidak kenal. Ya Tuhan, masih belum selesaikah urusanku dengan laki-laki playboy sepanjang hidupku? Aku memang menyukai Rafhi, bahkan teramat menyukainya.
Semula aku membayangkan kisah cintaku akan berujung pada Rafhi. Di satu sisi, aku sungguh mengharapkan Rafhi bisa melabuhkan cintanya hanya untukku. Di lain sisi, terbayang wajah seorang perempuan yang kini menjadi pacarnya. Aku harus bagaimana Tuhan? Aku tahu ini salah. Sangat salah bila aku mengharapkan Rafhi. Tapi perhatian dan cinta Rafhia teramat indah. Seolah bagai mimpi dan aku tak mau terbangun dari mimpi indah itu.
Rafhi memohon pengertianku untuk bisa menerima kondisinya yang telah berpacaran. Tapi bagiku terasa menyesakkan dada. Apakah aku mencintai Rafhi? Benarkah aku mencintainya? Mengapa rasa ini sungguh sulit ditepiskan. Dulu, aku bisa dengan mudah membuang pacar-pacarku yang terbukti playboy. Aku bisa dengan mudah menepis ingatanku tentang mereka. Cintaku pun pupus seiring kandasnya kisah cintaku. Tapi kali ini? Mengapa aku tak bisa melakukan hal yang sama? Cinta ternyata bisa membuatku demikian bodoh!
Kisah cintaku dengan para playboy sebelum bertemu Rafhi selalu saja kandas hanya karena 1 sebab. Laki-laki playboy memang terbukti hanya mengejar kesenangan semata. Mereka hanya menginginkan 1 hal dari seorang perempuan, SEKS. Dari sekian laki-laki itu, ternyata tak satupun dari mereka yang tidak menginginkannya. Semua sama saja! Bukan cinta yang mereka tawarkan, tapi hasrat menggebu terhadap perempuan yang mereka kejar. Aku tak peduli mereka mengatakan aku norak, kampungan, gak gaul, kuper, dan sebutan lainnya hanya karena aku mempertahankan keperawananku.
Ternyata Rafhi pun tak ubahnya seperti mereka. Tapi entah mengapa, pesona Rafhi begitu sangat memabukkanku. Oh Tuhan, semoga aku bisa bertahan pada prinsipku. Aku takkan memberikan mahkotaku kepada laki-laki yang bukan suamiku. Rafhi memang tak pernah memaksaku. Ajakannya yang sangat halus tak terkesan ia sedang membujuk atau merayuku. Rafhi tahu persis bagaimana memperlakukan aku. Rasa tersanjung membuatku lupa diri bahwa Rafhi adalah pacar orang.
Dalam kesendirian aku merenung, cinta yang kujalani ini terlarang. Rafhi tak berbeda dengan playboy manapun. Hanya saja ia tahu bagaimana agar perempuan sukarela memberikan tubuhnya. Aku tak yakin akan cinta Rafhi. Bukan tidak mungkin Rafhiakan memperlakukan hal yang sama dengan perempuan lain di belakangku. Aku penasaran. Aku mulai mengamati aktifitas Rafhisehari-hari. Ternyata Rafhi memang playboy sejati. Ia bisa dengan mudah dekat dengan macam-macam perempuan.

Bercinta Dengan Logika

Cintailah seseorang dengan logika…

“ Mustahil. Cinta tak kenal logika “ kata Tomi sore itu. Kukenal dia sebagai laki-laki dan tetap kuperlakukan dia sebagai laki-laki.
“ Kenapa mustahil ? Sedangkan magnet saja punya kutub positif dan negatif. Jika tidak ingin saling menolak, kutub yang bertemu haruslah kutub yang berbeda “ Jawabku kala itu
“ Ya… tapi berbeda dengan cinta “
“ Apa bedanya ? “
“ Cinta tak kenal logika. Cinta tak bisa dinalar. Cinta datangnya tak bisa diduga, apalagi dipaksa “
“ Kenapa tidak ? Manusia punya otak. Dan hanya manusia yang punya cinta. Jika kau percaya bahwa cinta itu suci, mengapa cara mewujudkannya tidak dengan cara yang suci pula ? “
“ Aahh… sudahlah. Nggak usah bahas itu lagi. Aku pusing mendengarnya. “
Dan Tomi pun pergi begitu saja, berlalu dan menghilang tanpa pernah kembali.
Mungkin aku tidak cukup pandai menyampaikan argumentasi. Mungkin pula cara berpikirku dengan dia sudah berbeda. Tapi, aku dan dia sama-sama manusia. Punya otak dan hati nurani.
Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Dalam dunia binatang ada jantan dan betina. Dalam dunia tumbuhan ada putik dan benang sari. Bahkan manusia meyakini bahwa kutub magnet ada dua, positif dan negatif. Semua merupakan pasangan yang sangat pas dan tidak saling menolak.

Tuhan menciptakan Hawa, perempuan, adalah sebagai pasangan bagi Adam, laki-laki. Kenapa manusia harus menghancurkan fitrahnya sendiri ?

Siapa yang bisa mengira kapan dia akan jatuh cinta. Datangnya memang tidak bisa diduga apalagi dipaksa. Tapi, mencintai seseorang tetap harus dengan logika. Jika tidak, nafsulah yang berbicara.

Sabtu, 26 November 2011

Menjadi Orang Sabar Itu Menyenangkan

Akhir-akhir ini saya sendiri merasa heran , kok gampang marah, sedikit saja ada yang kurang berkenan , saya kok merasa “panas.” Omonganpun bukan saja nadanya menjadi sedikit keras, kalimat-kalimat yang keluar keluar dari mulut pun sedikit keluar dari “pakem” yang biasa menjadi gaya percakapan saya sehari-hari.

Satu kata dari seorang kawan untuk menggambarkan perilaku saya akhir-akhir ini, hari-hari belakangan ini, pemberang. Ya, katanya, saya sekarang ini berubah jadi pemberang , memang dalam tanda kutip, dalam pengertian baru masuk stadium 1 alias permulaan. Tapi jangan senang dulu, katanya, peningkatan kelas ke stadium 2 tidak mustahil terjadi dalam waktu dekat, jika tidak di obati. Seperti halnya sebuah penyakit, jika dibiarkan, jika terjadi pembiaran, maka penyakit itu akan menjadi parah. Kalau sudah menjadi parah, boleh jadi tidak cukup dengan terapi dan pengobatan biasa saja, bisa-bisa harus dilakukan sebuah operasi. Yang boleh jadi, tidak diinginkan oleh kita.

Maka setelah terjadi percakapan yang intensif, dimana kiranya letak penyakit yang menimpa saya dan kenapa saya hari – hari ini kok menjadi pemberang, sedikit curhat dan intropeksi.

Dari awal memang sudah disimpulkan sang kawan, dan saya pun mengiyakan, setuju saja. Jika penyakit saya adalah penyakit hati. Meskipun saya tidak termasuk orang yang sabar, tapi menjadi seorang pemberang, tentunya bukan sikap dasar dan sikap saya sehari-hari sebelumnya.

Saya pun memberikan informasi kondisi yang saya alami akhir-akhir ini, sang kawan pun memberikan ruang untuk berdialog tidak sekedar menyalahkan atau sekedar menerima curhat - an saja.

Ya, harus saya akui tekanan pekerjaan minggu-minggu ini terasa begitu berat, saya folus untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai yang sudah ditargetkan. Tak biasanya ada lebih dari satu hal kendala yang harus segera disselesaikan.

Begitulah, di tambah, entah kenapa, seiring dengan beban pekerjaan yang meningkat, sudah seminggu ini tidak menyentuh kitab suci, yang biasanya saya lakukan rutin setelah melakukan shalat Subuh dan shalat Isya. Itu yang rutin saya lakukan setiap hari, bahkan sekarang ini, sudah sepekan ini, saya tak melakukan shalat malam.

Sang kawan, ketika mendengar informasi dari saya begitu, langsung mengatakan, itulah kiranya penyakitnya, mengapa akhir-akhir ini kamu jadi pemberang. Renggang dari sumber kekuatan, tidak lagi dekat dengan sumber kekuatan yang sebenarnya, yakni Allah SWT, yang selama ini memberimu kekuatan dalam mengelola emosi dan jiwa yang kamuj miliki.

Saran saya, bacalah Al-Qur-an sepeti yang biasa kamu lakukan, sesibuk apapun, begitu pula shalat malam, lakukan seperti biasa. Insya Allah, penyakit yang kamu rasakan, menjadi pemberang  –yang sungguh tidak enak itu menurutmu — akan hilang.


Menjadi orang sabar itu, jauh lebih  enak dan menyenangkan banyak orang.

Selasa, 15 November 2011

Pentingkah Arti Sahabat?

Pada setiap kehidupan seseorang, pasti akan membutuhkan teman yang bisa berbagi disaat susah maupun senang. Sahabat memang memiliki peran yang bisa membuat hidup menjadi lebih berwarna. Tetapi kehadiran sahabat bukanlah untuk menggantikan posisi pasangan atau kekasih anda.

Saat anda memiliki teman yang baik, bukan hadiah atau bingkisan atau kado yang mereka inginkan. Tetapi perhatian dan kesabaran yang mereka butuhkan. Terkadang sahabat juga butuh didengarkan, baik itu senang maupun dalam duka. Jadi apabila anda memiliki sahabat, maka persiapkan waktu dan kesabaran yang cukup untuk mendengarkan segala masalah serta keluh kesah yang mereka rasakan.

Sahabat akan membantu memecahkan permasalahan yang sedang anda hadapi. Atau mungkin hanya sekedar membicarakan masalah pekerjaan atau kehidupan yang terjadi di sekitar anda. Begitu pula dengan sang sahabat, mereka juga ingin anda melakukan hal yang sama. Membagi cerita-cerita yang lucu juga bisa membuat kedekatan anda dengan sang sahabat.


                                                                              me

                                          and she is my friend Putri klik her name to see her profile

Variasi ataupun warna-warni kehidupan bisa diberikan oleh sahabat kepada anda. Menghabiskan waktu bersama sahabat akan merelaksasikan kepenatan anda setelah melakukan aktivitas kantor yang padat setiap hari. Mungkin anda bisa makan malam bersama, window shopping akan menciptakan kedekatan yang lebih menyenangkan.

Berikanlah sedikit kejutan dan perhatian kepada sahabat agar lebih dekat. Meskipun anda berada jauh dari sahabat, bukan berarti anda melupakannya kan? Anda tetap bisa berkomunikasi lewat internet, telpon ataupun sms. Tapi sebaiknya anda jangan sampai lupakan sang kekasih karena bisa-bisa dia cemburu lagi.

Puisi persahabatan lucu

Gue rugi berteman ama kamu
Yang ada gue bayarin kamu melulu
dari sendal ampe baju
Bahkan makan tahu juga harus aku


Tapi biarlah
Biarkan aku mengalah
Demi sahabatku gak papalah
Tapi utangku sama kamu gak tak bayar gak pa pa yah, peace

Selasa, 08 November 2011

it's me

hai semua,ini blog baru gw,,kemaren itu udah punya sihh tapi gw lupa password nya (dodol yah gw,haha#jiahh ngetawain diri sendiri)

About

Jika ingin meraih mimpi setinggi bintang dilangit ,berusahalah sedalam mutiara didasar laut !!

Buscar