Mario Teguh
Memang wajar jika kita hanya dekat dengan orang-orang tertentu, terutama adalah orang yang menyenangkan buat kita. Sedangkan orang yang menjengkelkan cenderung akan kita jauhi, jangankan mendekati, berpas-pasan dalam satu jalan saja kita ogah. Bukan apa-apa, menemuinya mungkin akan merusak seluruh hari anda yang tersisa. Sebaliknya, bertemu dengan orang-orang yang klik dengan anda begitu menyenangkan.
Tapi tahukah anda, bahwa dalam sepanjang hidup anda, anda sedang dalam proses belajar, belajar segala hal. Tentang kehidupan dan kebijaksanaan. Anda belajar banyak hal, dari manapun, sekolah, pasar, terminal, stasiun, toilet umum, masjid, dan tempat-tempat lainnya. Anda juga belajar dari siapapun, baik dari orang yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan buat anda, anda belajar dari mereka.
Dan tahukah anda, ternyata orang yang paling menjengkelkan bagi anda justru dialah guru terbaik buat anda. Dia yang menjengkelkan, telah mengajari anda banyak hal, menjadikan anda lebih bijaksana. Dia yang menjengkelkan, memberi tahu, bahwa (1) betapa menjengkelkannya dia buat anda, sehingga andapun tidak mau menjadi sepertinya. Sangat menjengkelkan buat orang lain. Kehadirannya mengganggu dan biang onar, kata-katanya pedas, hobinya menggunjing, kalimatnya angkuh. Ketiadaannya justru anugerah buat orang lain, merdeka rasanya jika tak ada dia di sekitar anda, inilah orang yang menjengkelkan. Anda sadar betapa orang seperti ini tidak akan disukai oleh orang lain, hingga anda akan sekuat tenaga memperbaiki diri dari hari ke hari untuk tidak menjadi orang yang menjengkelkan buat sahabat anda.
(2) orang yang menjengkelkan anda, secara tak sadar telah mengupgrade diri anda menjadi lebih dewasa dalam beberapa hal. Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan. Semakin banyak masalah yang anda hadapi, termasuk masalah dengan orang yang menjengkelkan anda, akan menjadikan anda jauh lebih dewasa dan bijak. Kedewasaan tumbuh karena setiap masalah yang datang dalam hidup kita mampu kita terjemahkan dalam kumpulan hikmah yang terus mematangkan kemampuan berpikir kita.
(3) orang yang menjengkelkan anda, secara langsung mendidik anda menjadi orang yang sabar. Setiap kemenangan membutuhkan kesabaran, termasuk kemenangan untuk bertahan agar tidak meladeni kejelekan orang dengan kejelekan juga. Kita memang akan lelah, menjaga sikap untuk tidak dianggap menjengkelkan buat orang lain namun di lain sisi orang seenaknya saja bersikap menjengkelkan buat kita. Kita memang akan lelah menjaga sikap menjadi orang baik, sedangkan orang lain bersikap semaunya. Butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan.
Pembaca sekalian, kini mampukah kita berterimakasih kepada orang yang telah menjengkelkan buat kita?? Sulit memang, tapi bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar